Penyakit menular seksual

Diposting oleh chitra | 04.30 | | 0 komentar »
Penyakit Menular Seksual (PMS) atau Penyakit Kelamin (venereal diseases) telah lama dikenal dan beberapa di antaranya sangat populer di Indonesia, yaitu sifilis dan kencing nanah. Dengan semakin majunya peradaban dan ilmu pengetahuan, makin banyak pula ditemukan penyakit-penyakit baru, dan istilah venereal diseases berubah menjadi sexually transmitted diseases atau infeksi menular seksual (IMS).

Angka kejadian Penyakit Menular Seksual (PMS) saat ini cenderung meningkat di Indonesia. Penyebarannya sulit ditelusuri sumbernya, sebab tidak pernah dilakukan registrasi terhadap penderita yang ditemukan. Jumlah penderita yang sempat terdata hanya sebagian kecil dari jumlah penderita sesungguhnya.

Seperti di Medan, penyakit Sipilis meningkat terutama pada kelompok wanita pekerja seksual. Angka kejadian penyakit ini tiap tahun terus meningkat. Peningkatan penyakit ini terbukti sejak 2003 meningkat 15,4 persen. Sedangkan 2004 terus menujukkan peningkatan menjadi 18,9 persen, Sementara 2005 menjadi 22,1 persen. Penyakit menular seksual ini menunjukkan peningkatan setiap tahunnya 3 hingga 4 persen. Pada umumnya kasus terbanyak dialami wanita pekerja seks dengan katagori usia 20 hingga 29 tahun.

Di Kota Bandung, dari bulan Mei hingga Agustus 2004 ini, tercatat 120 kunjungan baru (pasien), dan 80 kunjungan ulang. dari jumlah kunjungan tersebut 90% di antaranya positif terinfeksi Data yang cukup signifikan juga ditunjukkan dengan jumlah pasien yang datang umumnya wanita (90%) dan 10% sisanya laki-laki. Dan jumlah “pekerja seks” sampai 1994/1995 tercatat 71.281. Tidak termasuk yang di luar pagar lokalisasi.

Kecenderungan kian meningkatnya penyebaran penyakit kelamin ini akibat perilaku seksual yang berganti-ganti pasangan, berkorelasi pula dengan kecenderungan semakin meningkatnya angka PSK yang tertular IMS, setelah ditutupnya lokalisasi dan sulitnya pemerintah melakukan kontrol karena tidak ada lagi kewenangan. Dilain pihak hubungan seksual pra nikah dan diluar nikah cukup tinggi, sehingga penularan IMS dari para PSK tersebut akan dengan cepat meningkatkan jumlah penderita.
Ada beberapa penyebab meningkatnya jumlah PSK di masyarakat. Kebanyakan akibat faktor ekonomi yang cukup berat dirasakannya sehingga dia harus menanggung kebutuhan hidupnya dengan menjadi wanita penjaja seks yang bisa mendapatkan uang dengan cepat tanpa memikirkan resikonya. Selain itu juga disebabkan faktor seorang wanita telah dikhianati pacarnya akhirnya dia putus asa mecari jalan ke luarnya dengan cara menjadi wanita penjaja seks. Bahkan juga disebabkan gaya hidup yang berlebihan maupun yang kekurangan sehingga seseorang itu terpaksa menjadi wanita penjaja seks untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Selain itu juga penggunaan kondom bagi lelaki hidung belang masih sangat rendah sehingga masih tingginya penyakit menular seksual seiring dengan tingginya jumlah para pelanggan wanita pekerja seks.

Dampak PMS sangat luas dan kompleks antara lain dampak medis, sosio ekonomis maupun psikologis. Dampak medis antara lain berupa kematian, timbulnya kanker ganas, kebutaan, janin mati dalam kandungan, cacad bawaan, berat badan bayi lahir rendah, kelainan sistem kardiovaskuler, kelainan susunan saraf pusat, penyakit radang panggul dan kemandulan. PMS juga akan meningkatkan risiko menularkan maupun tertular HIV, sehingga meningkatnya prevalensi IMS akan meningkatkan pula prevalensi infeksi HIV. Kota Bandung dengan penderita HIV/AIDS kumulatif mencapai 351 orang (1991 – 2004), merupakan kota tertinggi di Jawa Barat (37,5%). Sementara Jawa Barat sendiri merupakan provinsi kedua setelah Papua. Bila demikian, Bandung boleh jadi kota kedua dengan pengidap HIV/AIDS tertinggi di Indonesia.

0 komentar

Posting Komentar